Mungkinkah masa-masa kolonialisme kembali terulang seperti yang pernah terjadi di masa lalu?
Pertanyaan ini patut kita perhatikan setelah menyaksikan badan-badan dunia dalam bidang keuangan, ekonomi dan politik, menunjukkan gejala arogansi yang mirip dengan karakter kolonialis seperti yang pernah terjadi selama 7 abad lalu.
Jadi, mengapa tidak? Kini, bentuk-bentuk kolonialisme boleh dikatakan lebih canggih. Bila negara-negara besar yang nota bene merupakan begara bekas penjajah, tidak mampu melakukan penjajahan langsung secara fisik, mereka melakukan penjajahan secara tidak langsung.
Fakta yang amat mudah kita baca ialah hasrat besar yang ditunjukkan oleh Australia untuk terlibat langsung dalam menyelesaikan masalah Timor-Timur. PM. HOward memperlihatkan watak imperialistiknya dengan melakukan serangkaian tekanan dan kritik terhadap jakarta yang dituduhnya tidak becus meredam pelanggaran HAM pasca jajak pendapat di Timtim.
Agaknya Australia berkeinginan besar mengulang kolonialisme jilid dua dalam berbagai bentuk. Ya fisik ya non-fisik. Dukungan "moril" terhadapnya juga ditunjukkan pula oleh badan-badan dunia yang mulai melakukan intervensi kedalam tubuh perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia, khususnya masalah otonomi daerah.
Setidaknya, hal ini menyingkap watak asli kolonialistik yang selama ini selalu ditutupi oleh tabir konspirasi politik.
Di balkan, ummat Islam mengalami tekanan-tekanan politik. Setelah sebelumnya dibantai oleh kaum ortodoks Serbia, tanah-tanah kelahiran kaum Muslimin dikerat-kerat menjadi wilayah-wilayah mini yang tidak berhubungan, dan berada di dalam kepungan wilayah yang "diberikan" kepada etnis Serbia.
Tidak mustahil hal serupa diupayakan tercipta di Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan. Dari sudut pandang geografis, kepulauan Indonesia relatif lebih mudah dikerat-kerat ketimbang wilayah bosnia-Hercegovina.
Sebab itu, sekali lagi, kita patut waspada terhadap konspirasi internasional untuk memecah belah bangsa dan negara ini. Betapa pun juga, di dalam surat Al-Baqarah ayat 120 telah ditegaskan bahwa "mereka tidak akan rela terhadap Agamamu hingga kamu mengikuti agama mereka."
Demikian pula pada ayat 109 yang menyatakan bahwa "mereka berkinginan agar dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran." Ditambah lagi pada surat At-Taubah ayat 32. Allah SWT menegaskan bahwa kaum kafir berhasrat besar untuk memadamkan agama Allah, melalui mulut mereka."
Tiga ayat di atas dengan jelas membeberkan watak kaum kafirin. Dan cukuplah bagi kita untuk bertindak lebih waspada !.
*Dikutip dari Majalah Risalah No. 8 TH. XXXVII Oktober 1999
dengan judul "DICARI PRESIDEN ISLAMI"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar